Allahumma Sholli wa Sallim wa Baarik 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aalihi wa Shohbihi ajma'iin
Sayyidina Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam :
من رآني في المنام فسيراني في اليقظة ولا يتمثل الشيطان بي
”Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka dia akan melihatku di waktu terjaga, dan syaithan tak bisa menyerupaiku ” (HR. Bukhari)
Ulama menyebutkan makna sabda Beliau saw di atas dalam beberapa pendapat:
Pertama, Orang itu akan melihat takwil dan kebenaran mimpi itu ketika bangun nanti, sesuai dan terbukti dengan nyata.
Kedua, bahwa melihatnya orang itu kepada Sayidina Muhammad saw berhak menjadikan orang itu mendapatkan penghormatan di akhirat. Dan kelak ia akan melihat Sayidina Muhammad saw dengan penglihatan khusus, yaitu akan dekat dengan Beliau saw, mendapatkan Syafaatnya, memperoleh derajat yang tinggi dan kekhususan-kekhususan yang lainnya.
Ketiga, Itu adalah bentuk tasybih dan tamtsil (penyerupaan), dalam artian, seakan-akan ia melihat Sayidina Muhammad saw ketika bangun.
Beragam pendapat ini adalah benar, karena tidak sedikit yang berpendapat dari ketiga pendapat di atas. Ketahuilah bahwa Sayidina Muhammad saw adalah hidup secara ruhnya. Dalilnya adalah sebagai berikut:
Sayidina Muhammad saw menjawab Salam dari Umatnya
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala memiliki Malaikat-Malaikat yang terbang ke berbagai tempat di bumi menyampaikan kepadaku salam dari umatku.” ( HR Ahmad)
Dari Abu Darda’,Sayidina Muhammad saw bersabda,
اَكْثِرُوا الصَّلاَةَ عَلَيَّ يَومَ الْجُمْعَةِ فَإِنَّهُ يَومٌ مَشْهُودٌ تَشْهَدُهُ الْمَلاَئِكَةُ وَ اِنْ اَحَداً لَنْ يُصَلِّيَ عَلَيَّ اِلاَّ عُرِضَتْ عَلَيَّ صَلاَتُهُ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْهاَ
Artinya : “Perbanyaklah kalian bersholawat kepadaku dihari jum’at, karena hari itu adalah hari yang disaksikan oleh para malaikat. Dan tidaklah seseorang membacakan sholawat kepadaku kecuali akan dilaporkan sholawatnya kepadaku hingga dia selesai darinya.”
Abu Darda’ berkata, “Aku bertanya, meskipun setelah engkau meninggal?” beliau menjawab,
وَ بَعْدَ الْمَوتِ اِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ اَنْ تَأْكُلَ اَجْسَادَ اللأأَنْبِيَاءِ فَنَبِيُّ اللهِ حَيٌّ يُرْزَقُ
Artinya : “Dan setelah aku meninggal, karena Allah telah mengharamkan bumi dari memakan jasad para Nabi, maka Nabi Allah masih hidup dan diberi rejeki.” (HR. Ibnu Maajah)
Ruh-ruh Syuhada Hidup Selamanya
Allah ta’ala berfirman,
وَ لاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوا فِي سَبِيْلِ اللهِ اَمْوَاتاً بَلْ اَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ فَرِحِيْنَ بِماَ آتَيْهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ وَ يَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِيْنَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ اَلاَّ خَوفٌ عَلَيْهِمْ وَ لاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya : “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka hidup disisi Tuhannya dengan men-dapat rejeki. Mereka bergembira disebabkan karunia Allah yang diberikan kepada mereka dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih ditinggal dibelakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.”
(Bersambung ke Part 2)
Pada
September 13, 2017
0 komentar untuk Yang Memimpikan Itu, Benar-Benar Ia MelihatNya (Part 1)