Allahumma Sholli wa Sallim wa Baarik 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aalihi wa Shohbihi ajma'iin
Setidaknya, ada 2 keistimewaan bagi siapa yang mampu mencintainya. Yang Pertama, adalah termasuk bagian dari terwujudnya Mukjizat Sayidina Muhammad saw, dimana ucapannya adalah wahyu yang diwahyukan Tuhan Semesta Alam.
“Demi Zat Yang Jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh akan datang kepada salah satu dari kalian suatu hari dimana ia tidak melihatku, lalu penglihatannya pada diriku lebih menyenangkannnya daripada keluarga dan hartanya.” (dari Abu Hurairah ra diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
Makna “‘ala ahadikum” adalah sebagian kecil dari umat Sayidina Muhammad saw saat ini. Betapa yang sedikit itu yang beruntung. Siapakah orang-orang tersebut? Adalah orang-orang yang dipenuhi kecintaan, sehingga cinta menjadikannya rindu, rindu yang semakin dalam.
Rindu tidak lantas hilang, rindu menjadikannya terbuai, membayangkannya, menyebut-nyebut namanya, persis bahkan melebihi dari orang-orang yang mabuk kepayang karena cinta pada kekasihnya. Kalimat-kalimatnya mengikuti kalimat sayidina Muhammad saw, perbuatannya mengikuti perbuatan Beliau saw, kebersihan hati dan pikirannya mengikuti Beliau saw, suci pandangannya mengikuti pandangan Beliau saw.
Cintanya Beliau saw pada umatnya dan agamanya diikuti pula oleh orang-orang yang rindu ini, bahkan perjuangannya itu dilanjutkan oleh mereka, rasa rindunya pada persatuan kaum Muslim juga dirasakan, dipikirkan, dijaga, dan dikorbankan oleh jiwa dan raganya agar tetap terwujud sebagaimana impian Baginda Nabi saw.
Seolah mereka berkata, “Jika di dunia ini masih ada kesempatan untuk melihat Sayidina Muhammad saw dalam mimpi, maka kami memohon pada-Mu Ya Allah... untuk memberikan anugerah tersebut pada kami dan agar Dia mengumpulkan kami dengan beliau di Surga Na’im kelak, di akhirat nanti”
Yang Kedua, adalah karena mereka golongan utama karena mengutamakan Sayidina Muhammad saw (dalam hati, pikir, dan rasanya) dan mereka terkategori orang-orang yang diakui keimanannya oleh Sayidina Muhammad saw sendiri.
“Nabi (itu) lebih utama bagi orang-orang Mukmin daripada diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka” [al-Ahzab/33:6]
Dari Kekasih dari yang terkasih, Anas Radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Sayidina Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Tidaklah beriman salah seorang kalian sampai aku lebih dicintainya dari orang tuanya, anaknya dan manusia seluruhnya.” [Muttafaq `alaihi]
Pada
September 13, 2017
0 komentar untuk Yang Dihiasi Rindu Pada Nabinya, Manusia Yang Terpilih