Setiap manusia terlahir di dunia ini memiliki masing-masing kekhasan. Kekhasan yang melekat pada diri masing-masing manusia inilah yang menjadi identitas seseorang, misalnya saja nama. Selain nama, tubuh manusia itu sendiri adalah salah satu identitas diri manusia. Salah satu bagian tubuh yang menjadi identitas atau pembeda antar manusia satu dengan yang lainnya adalah sidik jari.
Sidik jari adalah pola garis tangan ataupun pola lekukan kulit pada bagian jari. Yang dikategorikan sebagai sidik jari adalah garis lekukan kulit terluar mulai dari ujung jemari tangan hingga pangkal pergelangan tangan dan mulai dari ujung jemari kaki hingga tumit.
Sejarah Sidik Jari
Sidik jari merupakan temuan ilmiah yang bertolak pada penemuan-penemuan di masa prasejarah. Di masa prasejarah, manusia yang hidup secara nomaden kerap kali meninggalkan kode-kode komunikasi di goa tau batu menggunakan cap telapak tangannya.
Ada 3000SM, Kasira Cina juga menggunakan cap jempolna sebagai segel surat pribadinya. Berangkat dari sejarah inilah, semakin banyak ilmuwan yang mempercayai bahwa di telapak tangan manusia terdapat tanda khas identitas pribadi.
Tidak ada sumber akurat yang menjelaskan secara rinci siapa penemu sidik jari. Michael Kuchen dan Alan Newall, salah seorang peneliti dari Universitas Arizona percaya bahwa lekukan halus pada kulit memang merupakan identitas seseorang dan bisa membantu mengidentifikasi seseorang dalam suatu kondisi.
Si Perekat Alami
Secara biologis, sidik jari berfungsi sebagai “perekat alami” tangan. Karena lekukan sidik jari, tangan bisa menggenggam dengan erat benda yang berat tanpa mudah jatuh. Di samping itu, sidik jari selalu meninggalkan jejak atau bekasnya di setiap benda yang disentuh tangan. Karena alasan ini dan seiring dengan berkembangnya teknologi dan kebutuhan manusia, sidik jari dikembangkan menjadi identitas diri dan sebagai salah satu cara mengidentifikasi diri seseorang.
Penemuan Sidik Jari di Indonesia
Kemudian pada tahun 1901 Schotland Yard, salah satu kepala Kepolisian Inggris mengadopsi teknik penggunaan sidik jari dalam penyelidikan dan mengidentifikasi penjahat. Di Indonesia sendiri, konon ilmu tentang sidik jari dibawa seorang desertir SS Nazi Jerman yang lari ke Belanda dan ditugaskan bermiliter di Makassar sebagai perwira polisi. Di kalangan Taruna Akpol, nama SS Nazi ini dikenal sebagai perintis sidik jari di kepolisian Indonesia.
Perbedaan sidik jari yang dimiliki manusia merupakan suatu keunikan alamiah tubuh yang hingga saat ini dimanfaatkan di berbagai bidang. Misalnya di rumah sakit, karena tidak ada dua orang yang memiliki sidik jari yang sama, bahkan anak kembar identik sekalipun, sidik jari kaki bayi digunakan agar bayi tidak tertukar.
Bersambung ....ke Part 2
Pada
October 04, 2017
0 komentar untuk Sidik Jari, Si Labirin Ajaib (Part 1)